Mengapa Saya Memecat Sekretaris Saya yang Cantik
Tidak semua sekretaris mempunyai pikiran sama dengan atasannya… Inilah alasan kenapa sekertaris saya, saya pecat!!
Dua minggu yang lalu merupakan ulang tahunku yang ke-33 dan moodku tidak terlalu baik pada pagi itu. Aku turun untuk sarapan dengan harapan istriku akan mengucapkan dengan penuh sukacita “Selamat Ulang Tahun suamiku tersayang” dan mungkin saja dengan sebuah kado ulang tahun untukku. Waktu berlalu dan bahkan dia tidak mengucapkan selamat pagi.
Aku berpikir, ya, itulah istri, tapi mungkin anak-anakku akan mengingat kalau hari ini aku berulang tahun. Anak-anak datang ke meja makan untuk sarapan namun mereka juga tidak mengatakan satu patah katapun. Akhirnya aku berangkat ke kantor dengan perasaan penuh kecewa dan sedih.
Ketika aku masuk ke ruangan, sekertarisku, Janet, menyapaku “Selamat pagi Pak, Selamat Ulang Tahun”. Dan akhirnya aku merasa sedikit terobati mengetahui ada seseorang yang mengingat hari ulang tahunku.
Aku bekerja sampai tengah hari dan kemudian Janet mengetuk pintu ruanganku dan berkata “Apakah Anda tidak menyadari bahwa hari ini begitu cerah diluar dan hari ini adalah hari ulang tahun Anda, mari kita pergi makan siang, hanya kita berdua”.
Aku berkata “Wow, itu adalah perkataan yang luar biasa yang saya dengar hari ini, mari kita pergi”.
Kami berdua pergi makan siang. Kami tidak pergi ke tempat dimana kami biasanya makan siang, tetapi kami pergi ke tempat yang sepi. Kami memesan 2 botol martini dan sangat menikmati makan siang kami. Dalam perjalanan pulang ke kantor, dia berkata, “Anda tahu ini adalah hari yang begitu indah, Kita tidak perlu kembali ke kantor kan?”. Tidak perlu, saya pikir tidak perlu, jawabku. Lalu dia mengajak saya untuk mampir ke apartemennya.
Setelah tiba di apartemennya, dia berkata, “Pak,jika Anda tidak keberatan, saya tinggal dulu ke kamar untuk melepas sesuatu agar lebih nyaman”. Tentu saja sahutku dengan gembira.
Dia pergi kekamar tidur dan kira-kira enam menit kemudian “Surprise…!!!”
Dia keluar membawa kue ulang tahun yang besar diiringi oleh istri, anak-anakku dan sejumlah rekan kerja kami sambil menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun.
Aku hanya duduk terpaku disana. Di sebuah sofa panjang… telanjang… tanpa sehelai benang pun…
Password Rahasia Boss
Seorang office boy (OB) suatu hari sedang membersihkan lantai di belakang kursi Pak Direktur. Saat itu sang direktur sedang duduk di kursinya mengerjakan sesuatu yang kelihatan sangat penting di depan komputernya. Saking sibuknya sang direktur berkonsentrasi ke komputer, ia tidak menyadari si office boy mengintip dari pundaknya apa yang sedang ia kerjakan.
Beberapa menit kemudian, di ruang office boy, ia mengatakan kepada rekannya yang lain, bahwa ia tadi sempat mengintip sang boss mengetikkan password-nya! Ia melihat huruf demi huruf! Ia pun tegang karena mungkin merupakan satu-satunya yang tahu password orang nomor satu di perusahaan itu!
Kabar angin pun beredar beberapa hari kemudian, dan seorang staf IT yang ingin masuk lewat jaringan ke komputer sang boss untuk mengetahui rahasia perusahaan terutama rahasia boss, mendekati si office boy.
“Saya akan bayar berapa untuk password itu?” tanya si staf IT.
Sang office boy dengan gugup menjawab, “Dua ratus ribu!”
“Kemahalan! Seratus,” staf IT berargumen sambil langsung menyodorkan uang seratus ribu.
Oke si office boy pun setuju.
Setelah memberikan uangnya, si staf IT menyiapkan pensil untuk mencatat di secarik kertas. “Oke, apa passwordnya?”
“Bintang, bintang, bintang, bintang, bintang, bintang!” jawab sang office boy sambil berbisik. “Passwordnya ternyata hanya enam bintang!”